Powered By Blogger

24 Oktober 2009

Keunggulan PLC




Penggunaan PLC di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama untuk menggantikan sistem pengkabelan (wiring) yang masih dipergunakan pada sistem sebelumnya. Para pengguna mulai mengalihkan perhatian kepada PLC karena banyak kelebihan maupun keuntujngan yang ditawarkan oleh sistem yang dapat diprogram kembali ini. Adapun kelebihan maupun keuntungan tersebut antara lain:

1.  Fleksibel
Dahulu, penggunaan perangkat sistem kendali membutuhkan banyak sistem pengolahan untuk masing-masing perangkat saja. Misalnya jika terdapat lima mesin maka dibutuhkan lima pengendali. Hal tersebut kini teratasi dengan menggunakan  PLC. Cukup menggunakan sebuah PLC saja, banyak perangkat yang dapat dijalankan dengan programnya masing-masing. Sistem pengkabelan mulai dibenahi dan direduksi, semakin sedikit kabel yang digunakan dan ringkat/ sederhana. Tak perlu banyak ruang untuk menempatkannya.

2.  Harganya Lebih Murah
Jika kita melihat kembali kepada sisi fleksibilitasnya tentunya sudah menjadi jawaban, dimana harga yang dikeluarkan jauh lebih sedikit (murah) jika dibandingkan dengan menggunakan sistem sebelumnya. Ketika sistem lama (relay) masih banyak menggunakan pengkabelan yang memakan banyak biaya, PLC menawarkan pengkabelan yang sederhana. Pengkabelan dapat dilakukan dengan jumlah yang banyak hanya dengan sebuah PLC, karena PLC mencakup relay, timer, counter, sequencer, dan beberapa fungsi yang dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan.

3.  Jumlah Kontak yang Banyak
Banyaknya kontak yang dimiliki sebuah PLC memberikan banyak kemudahan kepada pengguna. Tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga sisi instalasi. Akan jauh lebih sederhana dan mudah jika dibandingkan dengan relay. Misalnya saja pada PLC-5, sebuah PLC keluaran Allen Bradley dengan jumlah kontak minimal 16-32 kontak, sementara itu relay menyediakan kontak sejumlah 4-8 kontak.

4.  Dapat Melakukan Pemrograman, Pemrograman Ulang dan Koreksi dengan Mudah
PLC memiliki kelebihan dimana sistemnya dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang bercampurpun dapat diselesaikan dengan cepat. Bahkan ketika sistem sedang dijalankan. Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi, pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dengan waktu yang relatif singkat, setelah itu baru didownload ke PLC. Jika dengan relay, diperlukan pengubahan pada pengkabelannya, waktunya akan sangat lama dan beresiko tinggi sehingga harus mematikan sistem yang sedang berjalan.

5.  Metode Pemrograman Mudah dan Bermacam-macam
Banyak metode untuk membuat suatu program pada PLC. Seperti pada penjelasan pemrograman PLC disebutkan bahwa terdapat banyak metode yang ditawarkan untuk membuat suatu program pada PLC, di antaranya Ladder Logic Diagram, Mneumonic dan Function Block Diagram. Setiap programer dapat memiih metode sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

6.  Menyederhanakan Komponen-Komponen Sistem Kendali
Dalam PLC juga terdapat timer, counter, relay dan komponen lainnya, sehingga tak lagi membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan relay membutuhkan counter, timer atau komponen lain untuk perangkat tambahan.

7.  Keamanan Terjamin

Jika dilihat dari sisi keamanan, PLC tergolong perangkat yang luar biasa aman, dari segi dokumentasi, perangkat dan hal-hal mengenai program. PLC mempunyai sistem penguncian (lock), sehingga mengurangi dan dapat menghindarkan dari adanya pecurian dalam bentuk apapun.

8. Adanya Record Data dan Interface yang Memudahkan Pengguna
PLC dirancang untuk mampu menyimpan data-data yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan program. Dimudahka dengan adanya interface yang dapat menampilkan proses, data maupun perbandingan ke dalam suatu perangkat komputer (PC) yang terhubung dengan PLC.

9.  Sistem Terbaru dengan Wireless
Sistem terbaru dari PLC yaitu dengan menawarkan siste yang wireless dan dapat diakses oleh penggunanya dengan mudah dan jarak jauh. Tak harus masuk ke dalam kantor atau ruangan khusus.

10. Upgrade Sistem dan Komponen Lebih Cepat
Pengguna dapat Menambahkan komponen-komponen kendali setiap saat dan tanpa memerlukan tenaga juga biaya yang besar seperti pada pengendali konvensional (relay). Dimudahkan juga dengan komponen yang tersedia dalam bentuk paket modul, pemasangan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

23 Oktober 2009

Komponen Penyusun PLC

Komponen Penyusun PLC (1)





Gambar konfigurasi komponen-komponen PLC

Gambar konfigurasi komponen-komponen PLC

Pada umumnya, teradapat 5 (lima) komponen utama yang menyusun suatu PLC. Semua komponen tersebut harus ada untuk dapat menjalankan suatu PLC secara normal. Komponen-komponen utama dari suatu  PLC, sebagai berikut:

1. Unit CPU (Central Processing Unit)
Merupakan bagian yang berfungsi sebagai otak bagi sistem. CPU berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan sesuai dengan program yang telah tersimpan , lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal kontrol ke output interface. Scan dari program umumnya memakan waktu 70 ms , tetapi halitu tergantung dari panjang pendeknya program serta tingkat kerumitannya.

2. Unit Memori
Memori didalam PLC digunakan untuk menyimpan data dan program. Secara fisik, memori ini berupa chip dan untuk pengaman dipasang baterai back-up pada PLC. Unit memori ini sendiri dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu:
  • Volatile Memory, adalah suatu memori yang apabila sumber tegangannya dilepas maka data yang tersimpan akan hilang . Karena itu memori jenis ini bukanlah media penyimpanan permanen. Untuk penyimpanan data dan program dalam jangka waktu yang lebih lama maka memori ini harus mendapat daya terus-menerus.hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan baterai. Ada beberapa jenis memori volatil yaitu RAM (Random Access Memory), SRAM (Static RAM)dan DRAM (Dynamics RAM).
  • Non-Volatile Memory, merupakan kebalikan Volatile Memory yaitu suatu memori yang meski sumber tegangan dilepas data yang tersimpan tidak akan hilang.Salah satu jenis memori ini adalah ROM (Read Only Memory). Memori jenis ini hanya dapat dibaca saja dan tidak dapat di tambah ataupun dirubah. Isi dari ROM berasal dari pabrik pembuatnya yang berupa sistem operasi dan terdiri dari program-program pokok yang diperlukan oleh sistem PLC. Untuk mengubah isi dari Rom maka diperlukan memori jenis : EPROM (Erasable Programmable ROM) yang dapat dihapus dengan mengekspos chip pada cahaya ultra violet pekat.
3. Unit Power Supply
Unit power supply atau unit catu daya diperlukan untuk mengkonversi tegangan masukan AC (220Volt ~ 50Hz) atau DC (24Volt) sumber menjadi tegangan rendah DC 5 Volt yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian dala input/outpur interface. nKegagalan dalam pemenuhan tegangan oleh power suply dapat menyebabkan kegagalan operasi PLC. Untuk itu  diperlukan adanya baterai cadangan dengan tujuan agar pada saat voltage=dropping, data yang ada pada memori tidak hilang.

4. Unit Programmer
Komponen programmer merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC. Programmer mempunyai beberapa fungsi yaitu :
  • RUN, untuk mengendalikan suatu proses saat program dalam keadaan aktif.
  • OFF, untuk mematikan PLC sehingga program dibuat tidak dapat dijalankan.
  • MONITOR, untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi dalam PLC.
  • PROGRAM, menyatakan suatu keadaan dimana programmer/ monitor digunakan untuk membuat suatu program.
5. Unit Input/Output
Unit Input/output menyediakan antarmuka yang menghubungkan sistem dengan dunia luar, memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan/koneksi antara perangkat-perangkat input, semisal sensor, dengan perangkat output, semisal motor dan selenoida, melalui kanal-kanal input/output. Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel program. Setiap titik input/output memiliki sebuah alamat unik yang dapat digunakan oleh CPU.

Unit input/output atau sering disingkat dengan Unit I/O pada PLC, menyediakan antarmuka yang menghubungkan sistem dengan dunia luar. Keadaan tersebut memungkinkan untuk dibuat sambungan-sambungan antara perangkat-perangkat input, seperti sensor, dengan perangkat output, seperti motor dan selenoida, melalui panel-panel yang tersedia. Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel program. Masing-masing point input/output memiliki sebuah alamat spesifik yang dapat digunakan oleh CPU untuk mengaksesnya.


I/O pada PLC type single box
Gambar I/O pada PLC type single box

1. Perangkat input
Pada PLC, perangkat input biasanya digunakan untuk perangkat-perangkat digital dan analog, seperti saklar mekanis, potensiometer, termistor, strain gauge, dan thermocoupler. Beberapa perangkat tambahan tadi bertindak sebagai sensor, yang nantinya akan menghasilkan output digital(discrete), yaitu kondisi ‘ON(1)’/’OFF(2)’, dan dapat dihubungkan dengan mudah ke port-port input PLC. Sensor-sensor yang menghasilkan sinyal-sinyal analog harus terlebih dahulu diubah(diconvert) menjadi sinyal-sinyal digital sebelum dihubungkan ke port-port PLC. Contoh beberapa sensor yang umum digunakan yaitu:
  • Saklar-saklar mekanik
  • Saklar-saklar jarak(proximity switch)
  • Sensor-sensor suhu
  • Straingauge
  •  
Gambar konfigurasi I/O pada PLC secara umum

Gambar konfigurasi I/O pada PLC secara umum

2. Perangkat output
Port-port pada output sebuah PLC dapat berupa tipe relay atau tipe isolator-optik dengan transistor atau tipe triac, bergantung pada perangkat yang dihubungkan kepadanya, yang akan dikendalikan. Umumnya, sinyal digital dari salah satu kanal output sebuah PLC digunakan untuk mengendalikan sebuah aktuator yang pada saatnya mengendalikan suatu proses. Istilah aktuator sendiri digunakan untuk perangkat yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi gerakan-gerakan mekanis untuk mengendalikan proses. Berikut ini beberapa contohnya:
  • Kontaktor
  • Motor
  • Motor Stepper
  • Katup-katup kontrol direksional
Gambar konfigurasi komponen PLC-5 Allen Bradley
Gambar konfigurasi komponen PLC-5 Allen Bradley

Komponen Tambahan PLC

Komponen Tambahan PLC

Selain komponen dasar yang telah dibahas pada topik sebelumnya, PLC juga memiliki komponen tambahan yang dapat membuat fungsi maupun kinerjanya menjadi semakin optimal. Hal tersebut karena sebuah PLC tersusun dari ratusan bahkan ribuan relay, counter, timer dan juga memori.

Gambar komponen relay secara umum
Gambar komponen relay secara umum
Berikut komponen-komponen tambahan pada PLC:

1. Input relay atau kontaktor
Komponen ini dihubungkan ke dunia luar (antarmuka) PLC, dan secara fisik komponen ini ada serta menerima sinyal dari source, sensor dan lain sebagainya.

2. Internal, utility relay
Internal Relay tidak dapat diakses secara langsung untuk digunakan sebagai input maupun output. Komponen ini merupakan relay semu yang merupakan bit digital (0/1) yang disimpan pada internal image register. Dilihat dari sudut pandang pemrograman, semua internal relay mempunyai satu coil dan mempunyai sebanyak contact sesuai yang diinginkan oleh programer. Semua Iternal relay dimiliki oleh semua jenis maupun merk PLC, namun cara penomeran dan jumlah maksimum yang diperbolehkan masing-masing berbeda. Bagi kebanyakan programer, Internal Relay memberikan kebebasan untuk melaksanakan operasi internal yang lebih rumit tanpa memerlukan penggunaan biaya mahal untuk beberapa output relay. Dalam contoh pemrograman Internal Relay dapat disimbolkan dengan IR.

3. Counters
Counter sama dengan input relay yang secara fisik tidak ada. Komponen ini merupakan simulasi counter dan dapat diprogram untuk menghitung banyak pulsa, dapat menghitung naik atau turun atau keduanya naik dan turun. Selama waktu simulasi dapat dibatasi kecepatan hitungnya. Beberapa perusahaan membuat counter berkecepatan tinggi dengan bantuan tambahan hardware.

4. Timers
Timer juga merupakan komponen maya yang secara fisik tidak dapat ditemui. Komponen ini dibuat dengan banyak ragam dan yang paling umum adalah tipe tunda saat ON (on delay) dan tunda saat OFF (off delay) dan dua tipe yang dapat menyimpan data atau tidak dapat menyimpan data (retentive dan nen-retentive type), variasi jenaikan 1 ms sampai dengan 1s.

5. Output relays (Kumparan)
Output relay merupakan komponen tambahan yang dihubungkan dengan dunia luar, memiliki bentuk fisik dan melaksanakan tugas mengirimkan sinyal ON/OFF ke solenoid, lampu dan komponen keluaran lain. Wujud dari output relay ini dapat berupa transistor, relay atau triac tergantung pada model yang dipilih pengguna.

6. Data storage
Gambar data storage memory PLC
Gambar data storage memory PLC

Pemrograman PLC dengan Ladder Logic Diagram

Seperti yang kita ketahui bahwa PLC merupakan suatu perangkat pengendali yang dapat diprogram. Metode pemrogramannya tak terlalu rumit dan biasanya vendor yang memproduksi PLC memberikan pilihan kepada pengguna untuk memilih metode pemrograman PLC yang bersangkutan. Metode yang umum diberikan sebagai pilihan antara lain berupa metode pemrograman dengan diagram logika tangga (ladder logic diagram), mneumonic (statement list), dan atau diagram fungsi blok (function block diagram).  Adanya pilihan metode tersebut dimaksudkan agar pengguna dapat dengan mudah membuat program sesuai dengan keahlian maupun metode pemrograman yang disukai.

Ladder Logic Diagram

Salah satu metode pemrograman PLC yang sangat umum dipergunakan yaitu pemrograman menggunakan ladder diagram (diagram tangga).  Metode yang praktis dan cukup mudah dimengerti. Programer bertugas untuk menuliskan sebuah program selayaknya menggambarkan sebuah rangkaian saklar elektronik. Dapat dirancang dengan melakukan konversi dari rangkaian elektronik yang telah ada, lalu menggantikan fungsi saklar sesuai dengan fungsi yang tersedia pada software programer. Diagram ini sendiri terdiri dari dua buah garis vertikal yang melambangkan daya. Komponen-komponen rangkaian disambungkan sebagai garis-garis horisontal yang merupakan anak tangga. Komponen-komponen yang dimaksud ditempatkan di antara kedua buah garis vertikal.
Gambar contoh tampilan ladder logic diagram
Gambar contoh tampilan ladder logic diagram

Aturan pemrograman dengan mempergunakan ladder logic diagram dapat dijabarkan sebagai berikut:
  1. Dua garis vertikal pada sheet (= media untuk meletakkan komponen rangkaian) melambangkan daya. Di antara kedua garis tersebut komponen-komponen rangkaian dihubungkan sesuai dengan rancangan.
  2. Masing-masing baris ladder (baca: rung) mendefinisikan suatu operasi dalam proses kendali.
  3. Masing-masing baris ladder wajib untuk dimulai dengan menempatkan sebuah input atau sejumlah input dan harus diakhiri dengan menempatkan sebuah output.
  4. Perancangan ladder dengan menyesuaikan pada keadaan normal (default) perangkat listrik.
  5. Suatu perangkat tertentu dapat digambarkan dengan menggunakan lebih dari satu buah baris/ rung.
  6. Komponen-komponen input maupun output didefinisikan dengan menggunakan pengalamatan. Alamat tersebut merupakan indikasi dari lokasi komponen input maupun output dalam memori PLC. Notasi masing-masing produk PLC berbeda-beda bergantung pada vendor yang memproduksinya.
  7. Suatu keadaan komponen output dapat dipanggil sebagai keadaan komponen input dengan memanggil alamat komponen output yang diinginkan pada komponen input.
  8. Pembacaan diagram dimulai dari kiri ke kana dan dari atas ke bawah seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar arah baca ladder logic diagram PLC
Gambar arah baca ladder logic diagram PLC

Pemrograman PLC dengan Kode Mnemonic

Pemrograman PLC dengan Kode Mnemonic

 
Kode mnemonic atau Statement List (STL), memberikan cara pandang lain untuk membuat suatu program. Suatu himpunan instruksi diberikan dalam bentuk lain namun memiliki tujuan yang sama. Dilihat dari susunannya, kode mnemonic terdiri dari beberapa kolom instruksi. Adapun kolom-kolom tersebut terdiri dari:
  • Operasi, menjelaskan mengenai perintah yang harus dilaksanakan. Ditampilkan pada kolom sebelah kiri.
  • Operand, yaitu sesuatu yang akan dioperasikan oleh operasi. Dengan kata lain, nilai yang akan diproses oleh operasi. Bentuknya dapat berupa nilai, alamat input/output, atau alamat memory. Ditampilkan pada kolom sebelah kanan.
Berikut merupakan perbandingan antara pemrograman PLC dengan kode mnemonic yang ditunjukkan pada Gambar 1, dan ladder logic diagram yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan operasi-operasi sederhana berupa LOAD dan LOAD NOT. M0000 sebagai alamat input, sedangkan P0063 dan P0064 masing-masing sebagai alamat output.

Gambar 1. Contoh sederhana kode mnemonic
Gambar 1. Contoh sederhana kode mnemonic

Jika dilihat dari struktur keduanya dapat dikatakan mirip. Kode mnemonic maupun ladder diagram melaksanakan perintah operasi yang sama dengan ladder diagram. Perbedaannya terletak pada cara pemrograman.

Gambar 2. Contoh sederhana ladder logic diagram
Gambar 2. Contoh sederhana ladder logic diagram

Prinsip kerja program tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Baris instruksi 0000 hingga 0001 pada Gambar 1 menunjuk kepada instruksi baris instruksi 0 pada Gambar 2. Yaitu load suatu nilai binner 0/1 dengan keadaan awal normali open (off atau 0),
  • Baris instruksi 0002 hingga 0003 pada Gambar 1 menunjuk kepada instruksi baris instruksi 2 pada Gambar 2. Yaitu load suatu nilai binner 0/1 dengan keadaan awal normali open (on atau 1),
  • Jika input diberi toogle (diubah kondisinya), keluaran yang diperoleh akan berbalik untuk baris instruksi 0 pada alamat P0063 dan 2 pada alamat P0063.
Salah satu vendor PLC yang memberikan pilihan pemrograman dengan kode mnemonic yaitu Ge-Fanuc. Digunakan melalui Software KGL-WIN.

Sejarah PLC

Sebelum PLC diciptakan, sistem kontrol yang digunakan untuk membantu kegiatan produksi di industri-industri pada masa itu masih berbasis relay logic. Sistem berbasis relay logic menggunakan relay untuk melakukan kegiatan pengendalian system. Namun, sayangnya penggunaan relay ini tidak terlalu memuaskan karena kurang fleksibel terhadap perubahan dalam sistem. Apabila suatu pabrik ingin meningkatkan kapasitas produksinya, maka sistem kontrol yang mengendalikan kegiatan produksi di pabrik tersebut juga harus dirubah. Dalam sistem kendali berbasis relay logic, perubahan tersebut membutuhkan biaya yang besar dan sangat melelahkan. Selain itu sistem berbasis relay logic juga menyita ruang yang banyak dan biaya pemeliharaannya juga sangat besar.

latchingrelay_tn
Gambar 1. Latching Relay.

The Hydramatic Division pada General Motors Corporation lah yang pertama kali menspesifikasikan kriteria-kriteria untuk Programmable Logic Controller (PLC) yang pertama pada tahun 1968. Tujuan mereka saat itu adalah untuk menggantikan sistem kontrol berbasis relay yang mereka gunakan karena tidak fleksibel dan memakan biaya yang sangat besar. Untuk itu, mereka mengumumkan untuk menerima proposal yang sanggup untuk menggantikan sistem kontrol relay mereka dengan suatu perangkat elektronik yang handal dengan spesifikasi – spesifikasi sebagai berikut:

1. Sistem kontrol yang baru tersebut harus mempunyai harga yang bersaing dengan sistem kontrol berbasis relay yang digunakan saat itu.

2. Sistem tersebut harus tahan terhadap kondisi lingkungan indusri yang berat.

3. Antarmuka input dan output harus mudah untuk diganti-diganti.

4. Controller harus didesain dalam bentuk modul-modul sehingga bagian-bagian tertentu dapat dilepas sewaktu-waktu untuk penggantian atau perbaikan.

5. Sistem kontrol mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan data dan mengirimkannya ke central system.

6. Sistem kontrol tersebut harus dapat digunakan lagi untuk kondisi yang berbeda.

7. Metode untuk memprogram controller harus sederhana sehingga mudah dipahami oleh karyawan pabrik.

Proposal yang menang dan memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh Hydramatic Division adalah proposal yang dimenangkan oleh Bedford Associates. Dick Morley salah satu anggota tim dari Bedford Associates yang memenangkan proposal tersebut dianggap sebagai “bapak” dari PLC. PLC pertama yang diciptakan oleh Bedford Associates tersebut memenuhi semua kriteria yang diinginkan oleh Hydramatic Division.
Dalam waktu singkat penggunaan PLC mulai menyebar ke industri-industri lain. Pada tahun 1971, PLC mulai digunakan untuk menggantikan relay pada industri-industri seperti: industri makanan dan minuman, industri pengolahan metal, industri manufaktur, dan industri pulp dan kertas.
Kesuksesan PLC ini dikarenakan kemampuannya yang merupakan sebuah peningkatan signifikan dari sistem kontrol berbasis relay karena lebih mudah digunakan, membutuhkan ruang dan energi yang lebih sedikit, mempunyai indicator-indicator untuk mendiagnosis sehingga lebih memudahkan troubleshooting apabila terjadi masalah, dan dapat digunakan lagi untuk proyek yang lain apabila proyek yang sedang berjalan dihentikan.
Kemampuan PLC terus dikembangkan hingga sekarang. PLC saat ini mempunyai scan times yang lebih cepat karena menggunakan teknologi mikroprosesor yang lebih maju. Kemampuan input-output nya juga meningkat menjadi lebih hemat ruang dan berbiaya lebih rendah. Walaupun kemampuan PLC terus meningkat sehingga mempunyai scan times yang lebih cepat, tipe-tipe antarmuka yang lebih bervariasi, kemampuan memproses data yang lebih canggih, namun spesifikasi PLC tetap mempertahankan tujuan awal penciptanya, yaitu mudah untuk digunakan dan dipelihara.

2Gambar 2. Keluarga PLC Allen-Bradley

Apa Itu PLC

Apa itu PLC?



Gambar PLC Allen Bradley dan modul-modulnya

Kata Programmable Logic Controller atau yang sering disingkat dengan PLC seringkali kita temui beberapa tahun terakhir. Namun, apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan PLC. Atau sekedar perangkat pengendali saja? Lalu apa fungsi sebenarnya dari suatu PLC itu? Nah, di dalam topik ini akan kita ulas mengenai definisi dan fungsi dari PLC tersebut dari berbagai sumber yang dapat dipercaya.

DEFINISI

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.

2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.

3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

Menurut National Electrical Manufacturing Assosiation (NEMA) PLC didefinisikan sebagasi suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti: logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu proses terus menerus sesuai variabel masukan dan memberikan keputusan sesuai keinginan pemrograman sehingga nilai keluaran tetap terkontrol.




Gambar PLC Ge Fanuc CIM-003

Menurut forumsains.com, PLC merupakan “komputer khusus” untuk aplikasi dalam industri, untuk memonitor proses, dan untuk menggantikan hard wiring control dan memiliki bahasa pemrograman sendiri. Akan tetapi PLC berbeda dengan perangkat komputer karena PLC dirancang untuk instalasi dan perawatan oleh teknisi dan ahli listrik di industri yang tidak harus mempunyai kemampuan elektronika tinggi dan memberikan kendali yang fleksibel berdasarkan eksekusi instruksi logika.

Menurut Capiel (1982), PLC adalah sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog.


Fungsi PLC

Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi dalam prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus.

Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :

1. Kontrol Sekuensial

PLC memroses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step / langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant

PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

Secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan (input) ke CNC (Computerized Numerical Control) untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya jika dibandingkan dengan PLC. Perangkat ini, biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.

20 Oktober 2009

Transformator



Komponen Transformator (trafo)
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Bagian-Bagian Transformator

Contoh Transformator                    Lambang Transformator


Prinsip Kerja Transformator  
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.








Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:





Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
  1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
  2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
  1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
  2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
  3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Sehingga dapat dituliskan:

Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.

Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder:
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?

Penyelesaian:
Diketahui:   Vp = 220 V
                  Vs = 10 V
                  Np = 1100 lilitan

Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:
            
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan

Transformator Ideal
Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain di dalam transformator sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan daya listrik pada kumparan primer. Atau dapat dikatakan efisiensi pada transformator ideal adalah 100 persen. untuk transformator ideal berlaku persamaan sebagai berikut:



Contoh cara menghitung arus listrik sekunder dan arus listrik primer:
Sebuah transformator step down mempunyai jumlah lilitan primer 1000 dan lilitan sekunder 200, digunakan untuk menyalakan lampu 12 V, 48 W.
Tentukan:
  a.arus listrik sekunder,
  b.arus listrik primer !
Penyelesaian:
Diketahui:   Np = 1000 lilitan
                  Ns = 200 Lilitan
                  Vp = 12 V
                  Ps = 48 W
Ditanyakan:
a. Is = ........... ?
b. Ip = ........... ?
Jawab:

Jadi, kuat arus sekunder adalah 4 A


Jadi, kuat arus sekunder adalah 0,8 A

Efisiensi Transformator
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi bunyi.
Efisiensi transformator dapat dihitung dengan:


Contoh cara menghitung daya transformator:
Sebuah transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika lilitan primer dihubungkan dengan tegangan 200 V dan mengalir kuat arus listrik 5 A,
Tentukan:
  a. daya primer,
  b. daya sekunder
Penyelesaian:
Diketahui:  
Ditanyakan:
a. Pp = ........... ?
b. Ps = ........... ?
Jawab:
a.
Jadi, daya primer transformator 1000 watt.

b.
Jadi, daya sekunder transformator 800 watt.

Transmisi Listrik Jarak Jauh
Pusat pembangkit listrik biasanya terletak jauh dari pemukiman atau pelanggan. Sehingga listrik yang dihasilkan pusat pembangkit listrik perlu ditransmisikan dengan jarak yang cukup jauh. Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi, dengan alasan sebagai berikut:


Transmisi energi listrik jarak jauh
  1. Bila tegangan dibuat tinggi maka arus listriknya menjadi kecil.
  2. Dengan arus listrik yang kecil maka energi yang hilang pada kawat transmisi (energi disipasi) juga kecil.
  3. Juga dengan arus kecil cukup digunakan kawat berpenampang relatif lebih kecil, sehingga lebih ekonomis.
Energi listrik atau daya listrik yang hilang pada kawat transmisi jarak jauh dapat dihitung dengan persamaan energi dan daya listrik sebagai berikut:

W = energi listrik (joule)
I   = kuat arus listrik (ampere)
R  = hambatan (ohm)
t   =  waktu
P  = daya listrik (watt)
Transmisi energi listrik jarak jauh menggunakan tegangan tinggi akan mengurangi kerugian kehilangan energi listrik selama transmisi oleh disipasi.
Contohnya  daya listrik 2 MW ditransmisikan sampai jarak tertentu melalui kabel berhambatan 0,01 ohm. Hitung daya listrik yang hilang oleh transmisi tersebut, jika:
  1. menggunakan tegangan 200 Volt,
  2. menggunakan tegangan 400 kiloVolt ?
Penyelesaian:
Diketahui:          P = 2 MW = 2.106 watt
                        
                         R = 0,01 ohm

Ditanyakan:       a.   Philang  pada tegangan 200 Volt = ........... ? 
                        
                         b.   Philang pada tegangan V= 4.105 volt = ........... ?  

                                        
  • Jadi, energi yang hilang di perjalanan setiap detiknya 106 watt. Nilai ini sangat besar karena
setengah dayanya akan hilang.
  • Jadi, energi yang hilang di perjalanan setiap detiknya hanya 0,25 watt
 

Thermal Overload


Thermal Overload/ thermis mempunyai karakteristik pemutusan (trip) sesuai dengan grafik seperti pada gambar (Class 10). Sebenarnya terdapat berbagai macam grafik inverse karakteristik thermal overload yaitu untuk class 10, Class 15, Class 20, dan Class 30. Sumbu datar menunjukan perbandingan arus yang mengalir (In) terhadap setting arus overload(Is). Sumbu tegak menunjukan waktu (detik) yang diperlukan untuk trip.
Berikut ini kami berikan contoh aplikasi overload untuk stater motor dengan data seperti berikut :
Motor : 40 kW Voltage : 3 phase 380 VAC
FLA : 79 Amp Freq : 50 Hz
Pada saat terjadi phase loss ( salah satu fasa putus ) arus akan naik + 1,73 dari arus nominal. Sebagai contoh adalah seperti berikut: Jika setting overload pada 85 Amp, motor runing In dengan arus 60 Amp kemudian terjadi phaseloss maka :
Arus naik sehingga = 60 X 1,73 = 103 Amp
Multiple of current setting = 103 A / 85A = 1.22
Dari titik pertemuan di grafik (garis merah), maka overload akan trip dalam waktu maksimal 90 detik jika pada kondisi hot start, dan jika motor dalam kondisi cold start maka overload akan trip setelah 400 detik atau lebih dari 6 menit.

Contoh berikutnya :
Data motor :FLA = 79 Amp
Setting ovr (Is) = 85 Amp
Pada saat In motor 51 Amp kemudian terjadi phaseloss maka :
Arus akan naik sehingga = 51 X 1.73 = 87 Amp
Kecepatan trip overload dapat dihitung sbb :
= 87 Amp/85 Amp
= 1,02

Jika refer ke grafik (garis hijau) pada gambar maka overload tidak akan trip.

Kontaktor Dan Cara Kerjanya

Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik.

Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

kontaktor.jpg

Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
kontaktor
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.

Karakteristik
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.

Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal :

a.Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.

b.Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.

c.Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.

d.Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.

e.Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.

f.Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan.

g.Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic Controller (PLC).

Daya Dan Tegangan Pada Capacitor Bank

Perubahan Daya Capacitor Bank karena Tegangan Line
Seringkali ditemukan penggunaan komponen dengan spesifikasi yang tidak 100 % mengikuti spesifikasi yang tertulis. Ini dikarenakan pada spesifikasi dicantumkan pada kondisi yang berbeda dengan keadaan di lapangan yang ada. Misal pada penggunaan komponen capacitor, di spesifkasi tertulis 50 kVAR // 415 VAC pada jaringan dengan tegangan 380 V. Hal ini sangat dimungkinkan, namun akan terjadi beberapa perubahan pada komponen tersebut.
Output daya capacitor akan turun jika terpasang pada tegangan yang lebih rendah dari tegangan spesifikasi.
Q(eff) = Qn (V1/Vn)^2
dimana :
Q(eff)    : Daya reaktif capacitor pada tegangan V1 ( kVAR )
Qn        : Daya reaktif capacitor pada tegangan Vn ( kVAR )
V1        : Tegangan pada jaringan ( Volt )
Vn        : Tegangan pada spesifikasi komponen ( Volt )

Contoh :
Capacitor dengan daya 50 kVAR // 415 V terpasang pada jaringan 380 V
Q(eff)    = 50 kVAR ( 380/415 ) ^2
            =  41.92 kVAR

Penghitungan Daya Capacitor dari nilai Capacitance
Daya reaktif yang dihasilkan capacitor sangat tegantung pada nilai capacitance serta tergantung pada tegangan dan frekuensi jaringan yang tersambung. Dimana daya reaktif dapat dirumuskan sbb :
Q(eff)    = V^2 C 2pf 10^9
dimana :
Q(eff)      = Daya reaktif capacitor ( kVAR )
V            = Tegangan ( Volt )
C            = Capacitance (mF)
f            = Frekuensi jaringan (Hz)
Jika capacitor terangkai secara delta dirumuskan sbb :
Q(eff)    = 3 V^2 C 2pf 10^9

19 Oktober 2009

Pengertian PABX

Pengertian PABX Private Automatic Branch Exchange (PABX) merupakan istilah lama dari Private Branch Exchange (PBX). Disingkat dengan PBX, dulu disebut dengan PABX (Private Automatic Branch Exchange). Peralatan ini berfungsi untuk memaksimalkan fungsi telepon di perusahaan. Dengan adanya PBX ini akan memudahkan berbagai bagian bagian pada suatu kantor dari panggilan telepon yang masuk. Masing-masing bagian pada kantor tersebut diberikan nomor extension. Sehingga jika ada telepon masuk dari luar untuk menghubungi bagian yang berbeda , maupun gedung yang berbeda cukup dengan menghubungi suatu nomor yang diperkenalkan oleh perusahaan, kemudian panggilan tersebut akan diteruskan berdasarkan nomor extension yang dituju.Selain itu masing-masing bagian juga bisa saling berkomunikasi antar mereka dengan menuju nomor ekstension ini. Votel Innovation PABX PABX adalah Alat Penyambung (Switch) untuk mengatur komunikasi telpon masuk dan telpon keluar secara efisien dan efektif di Kantor, Ruko, Rukan, Rumah besar/bertingkat, Asrama, Kost, dan bangunan lainnya. PABX merupakan sebuah sentral kecil yang digunakan di dalam suatu lingkungan terbatas, yang merupakan pusat dari suatu jaringan peripheral peralatan komunikasi. Jumlah sambungan (extension) yang dapat dikelola tergantung dari kapasitas PABX itu sendiri. Untuk menghubungkan extension dengan pelanggan yang berada di luar PABX, pada PABX dilengkapi dengan trunk. Umumnya dipasang pada kantor-kantor, hotel, rumah sakit atau pabrik pabrik yang memakai telepon sebagai sarana komunikasi untuk hubungan antar ruangannya. Masing-masing pesawat telepon tidak secara langsung tersambung pada sentral pusat, tetapi melalui PABX. Secara garis besar terdapat dua level PABX, yaitu PABX pada level Trunk dan PABX pada level pelanggan. PABX level Trunk dihubungkan ke sentral dengan empat kawat kecepatan tinggi untuk melewatkan sinyal digital, dan PABX ini sudah dapat melaksanakan sebagian besar tugas-tugas dari sentral. Sementara PABX pada level pelanggan terhubung ke sentral dengan dua kawat analog seperti pesawat telepon biasa. Ada beberapa perangkat keras sebagai pendukung system PABX. Masingmasing perangkat tersebut saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Perangkat tersebut biasanya disebut sebagai sub sistem atau modul. Dan yang menghubungkan antara modul satu dengan yang lain adalah merupakan induk dari modul-modul tersebut sehingga mereka bisa menjadi suatu sistem yang teratur dan terkoordinasi. Induk penghubung ini adalah Motherboard atau Blackplane. Semua proses penyambungan akan melalui Motherboard. Kondisi yang terjadi seperti: interfacing dengan UP-BUS, pengintegrasian ke seluruh modul dengan ST BUS dan interfacing dengan outlet dilakukan pada Motherboard. Fungsi Dari PABX Pada dasarnya semua PABX digital mempunyai grup fungsional yang sama, tapi fungsi-fungsi tersebut diterapkan dan diatur dalam jalan yang berbeda dalam sistem yang bervariasi. fungsi PABX sebagai sistem penyambungan telepon untuk mengatur proses penyambungan komunikasi telepon. PABX (Private Automatic Branch Exchange) atau PBX (Private Branch Exchange) ada 2 macam, yaitu: A. Digital PABX Jenis ini biasanya memakai kabel tilpon 4-kawat dan pesawat telepon Extension yang juga Digital. Pesawat telepon Digital harganya mahal sekali, sekitar Rp 1.000.000 per buah. Mahalnya seperti harga Key Telephone yang juga memakai kabel tilpon 4-kawat. Key Telephone adalah semacam PABX dimana masing-masing pesawat teleponnya bisa berfungsi sebagai Operator Console. B. Analog PABX (Votel PABX) Jenis ini memakai kabel tilpon 2-kawat dan pesawat telepon Extension yang juga Analog (Tone dial). Pesawat telepon Analog relatif murah, sekitar Rp 75.000 per buah untuk kualitas yang cukup baik. Votel PABX mempunyai 10 model yang semuanya dilengkapi dengan feature DISA-OGM recording. DISA (Direct Inward Station Access; atau DID = Direct Inward Dialing) berfungsi sebagai Operator Otomatis di mana Penilpon setelah menekan nomor tilponnya dapat langsung menekan nomor Extension yang dikehendaki. Kalau di Kantor, misalnya nomor Extension 805 dari Manager Keuangan atau kalau di Rumah Tangga nomor Extension dari salah satu kamar anak. OGM (Out-Going Message) recording berfungsi untuk merekam suara "Greeting" yang akan terdengar oleh Penilpon dan berisi informasi suara untuk menekan nomor Extension yang dikehendaki. Misalnya "Selamat datang di PT ABC; untuk Pimpinan tekan 801, Penjualan 803, Keuangan 804, Teknik 804, dan Operator 802". Votel PABX mempunyai 9 model dengan berbagai kapasitas dan features, yaitu: 1. TC-108C Kapasitas sambungan 1 Line Tilpon & 8 Telepon Extension dan features antara lain DISA-OGM recording 12 detik, hanya 1 jalur pembicaraan pada setiap saat (single loop), moulded plastic casing dan Standar Internasional ISO-9001. 2. TC-208 (TC Series) Kapasitas sambungan 2 Line Tilpon & 8 Telepon Extension dan features antara lain DISA-OGM recording 12detik, jalur pembicaraan multi-loop pada setiap saat, moulded plastic casing dan Standar Internasional ISO-9001. Versi lain dari model ini mempunyai DISA-OGM recording 12 detik, OGM 4 detik untuk Extension sedang sibuk dan OGM 4 detik untuk Extension tidak diangkat. 3. TC-308 (TC Series) Kapasitas sambungan 3 Line Tilpon & 8 Telepon Extension dan features antara lain DISA-OGM recording 12 detik, jalur pembicaraan multi-loop pada setiap saat, moulded plastic casing dan Standar Internasional ISO-9001. Versi lain dari model ini mempunyai DISA-OGM recording 12 detik, OGM 4 detik untuk Extension sedang sibuk dan OGM 4 detik untuk Extension tidak diangkat. 4. TC-416 (TC Series) Kapasitas sambungan 4 Line Tilpon & 16 Telepon Extension dan features antara lain DISA-OGM recording 12 detik, jalur pembicaraan multi-loop pada setiap saat, moulded plastic casing dan Standar Internasional ISO-9001. 5. TC-B Series - Billing System & Battery backup Kapasitas sambungan 2 s/d 6 Line Tilpon (bisa di upgrade) & 8 s/d 32 Telepon Extension (bisa di upgrade) dan features antara lain DISA-OGM recording 12 detik, OGM 4 detik untuk Extension sedang sibuk dan OGM 4 detik untuk Extension tidak diangkat, jalur pembicaraan multi-loop pada setiap saat, Battery backup 8 jam bila listrik padam, Billing/Charging software sederhana, Serial cable untuk disambung ke Serial/Com port dari PC (Windows 98SE/2000/XP), metal casing dan Standar Internasional ISO-9002. 6. TC-8000 Series - Billing System Kapasitas sambungan 8 Line Tilpon & 8 s/d 128 Telepon Extension (bisa di upgrade) dan features antara lain DISA-OGM recording 12 detik, OGM 4 detik untuk Extension sedang sibuk dan OGM 4 detik untuk Extension tidak diangkat, jalur pembicaraan multi-loop pada setiap saat, Billing/Charging software sederhana, Serial cable untuk disambung ke Serial/Com port dari PC (Windows 98SE/2000), moulded plastic casing dan Standar Internasional ISO-9001. 7. TC-208e (TC-e Series) - "e" = ekonomis Kapasitas sambungan 2 Line Tilpon & 8 Telepon Extension dan features antara lain DISA-OGM recording 10 detik, jalur pembicaraan multi-loop pada setiap saat dan metal casing. Tidak Standar Internasional ISO-9001. 8. TC-308e (TC-e Series) - "e" = ekonomis Kapasitas sambungan 3 Line Tilpon & 8 Telepon Extension dan features antara lain DISA-OGM recording 10 detik, jalur pembicaraan multi-loop pada setiap saat dan metal casing. Tidak Standar Internasional ISO-9001. 9.TC-416e (TC-e Series) - "e" = ekonomis Kapasitas sambungan 4 Line Tilpon & 16 Telepon Extension dan features antara lain DISA-OGM recording 10 detik, jalur pembicaraan multi-loop pada setiap saat dan metal casing. Tidak Standar Internasional ISO-9001. Beberapa keunggulan dari Votel PABX adalah: 1. Mudah instalasinya karena semua sambungan ke port Line Tilpon & port Line Extension memakai konektor standar RJ-11. 2. Dilengkapi Buku Petunjuk/Manual dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 3. Semua model Votel PABX sudah dilengkapi feature DISA-OGM recording yang setiap saat dapat diaktifkan bila dikehendaki. 4. Votel PABX memakai pesawat telepon Extension Analog (standar 2-kawat & Tone dial) yang harganya relatif murah dan mudah dibeli di toko-toko elektronik-listrik. 5. Setup/Program Votel PABX dilakukan dari pesawat telepon Extension Analog (standar 2-kawat & Tone dial) dari port Extension ke-1. Tidak diperlukan pesawat telepon Console khusus yang mahal untuk melakukan Setup/Program. 6. Bila listrik padam, maka otomatis Line-Line Tilpon (CO Lines) tersambung secara berurut ke pesawat telepon Extension mulai dari Extension No.1 s/d No.3, dan berfungsi sebagai sambungan langsung ke Line Tilpon (Direct Line connection). 7. Bila listrik padam, setup/program yang sudah dilakukan tidak akan terhapus. Setup/program akan otomatis aktif kembali setelah listrik menyala lagi. Jenis – Jenis PABX Jenis – jenis PABX dapat dibagi menjadi 2, yaitu PABX Non ISDN dan PABX ISDN. Anggota dari sebuah PABX dapat dibagi kedalam group-group dimana dalam satu group maksimal terdapat 1000 member. Ide dasar ISDN adalah penyatuan seluruh service ke dalam satu jaringan yang mampu menyediakan service yang diharapkan pelanggan, dimana untuk kemudahan akses dan mendukung seluruh tipe terminal dari pabrik yang berbeda digunakan interface akses yang standard untuk keperluan seluruh akses yang digunakan. Ide tersebut didasari pada kenyataan bahwa jaringan konvensional saat ini tidak efektif dan efisien, terutama untuk penyediaan service baru dan permintaan hubungan komunikasi digital yang semakin meningkat. ISDN merupakan pengembangan dari suatu jaringan telepon IDN yang menyediakan hubungan digital dari suatu pelanggan ke ujung pelangggan yang lain secara digital (end-to-end digital connectivity) untuk proses transformasi informasi dalam bentuk suara, data, dan gambar. Dengan kata lain Isdn mreupakan suatu jaringan digital yang mampu memberikan berbagai macam layanan jasa telekomunikasi melalui suatu interface serba guna yag berlaku di seluruh dunia. Sebelum adanya ISDN pelayanan jasa telekomunikasi dilaksanakan melalui berbagai jaringan khusus yang masing-masing hanya mampu menyediakan sekelompokjasa telekomunikasi tertentu

Prinsip Kerja Transformator

Prinsip Kerja Transformator Komponen Transformator (trafo) Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. Bagian-Bagian Transformator

Thermal Overload

Thermal Overload/ thermis mempunyai karakteristik pemutusan (trip) sesuai dengan grafik seperti pada gambar (Class 10). Sebenarnya terdapat berbagai macam grafik inverse karakteristik thermal overload yaitu untuk class 10, Class 15, Class 20, dan Class 30. Sumbu datar menunjukan perbandingan arus yang mengalir (In) terhadap setting arus overload(Is). Sumbu tegak menunjukan waktu (detik) yang diperlukan untuk trip. Berikut ini kami berikan contoh aplikasi overload untuk stater motor dengan data seperti berikut : Motor : 40 kW Voltage : 3 phase 380 VAC FLA : 79 Amp Freq : 50 Hz Pada saat terjadi phase loss ( salah satu fasa putus ) arus akan naik + 1,73 dari arus nominal. Sebagai contoh adalah seperti berikut: Jika setting overload pada 85 Amp, motor runing In dengan arus 60 Amp kemudian terjadi phaseloss maka : Arus naik sehingga = 60 X 1,73 = 103 Amp Multiple of current setting = 103 A / 85A = 1.22 Dari titik pertemuan di grafik (garis merah), maka overload akan trip dalam waktu maksimal 90 detik jika pada kondisi hot start, dan jika motor dalam kondisi cold start maka overload akan trip setelah 400 detik atau lebih dari 6 menit. Contoh berikutnya : Data motor :FLA = 79 Amp Setting ovr (Is) = 85 Amp Pada saat In motor 51 Amp kemudian terjadi phaseloss maka : Arus akan naik sehingga = 51 X 1.73 = 87 Amp Kecepatan trip overload dapat dihitung sbb : = 87 Amp/85 Amp = 1,02 Jika refer ke grafik (garis hijau) pada gambar maka overload tidak akan trip.

Elektro Motor Starter

Untuk menggerakan elektro motor, diperlukan peralatan pendukung yaitu, motor starter atau biasa disebut starter. Saat ini dikenal ada beberapa macam jenis starter. Diantaranya seperti berikut ini. 

Direct On Line (DOL) Starter 

 

Starter model ini sangat banyak dipakai saat ini, terutama untuk motor motor kecil. Komposisi komponennya terdiri dari satu contactor dan satu proteksi arus dengan TOR atau elektronik. Kelemahan starter model ini adalah kemungkinan timbulnya arus start yang sangat tinggi. biasanya bisa mencapai 6 sampai 7 kali. Pada saat starter ini di start, torsi saat start ini juga sangat tinggi dan biasanya lebih tinggi dari kebutuhan. Ini dapat terlihat adanya lonjakan/ gerakan yang keras saat motor di start. Tingginya torsi start ini juga akan memberikan tekanan lebih pada coupling dan beban.Komponen penyusun starter ini harus mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran range overloadnya. 
Star Delta Starter


 

Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.  


Autotransformer Starter
Starter ini pada prinsipnya hampir sama dengan  Star Delta Stater yaitu dengan mengurangi arus dan torsi saat start. Pada Autotranformer terdapat beberapa tap yang dapat menurunkan tegangan line. Starter akan mengatur masuknya tegangan yang mengalir ke motor dimulai dengan tegangan yang paling rendah bertahap sampai ke tegangan normal. Jika Star Delta starter hanya dua step, dengan autotransformer bisa beberapa step. Ini berguna untuk mengurangi lonjakan arus dan torsi saat start. 

Soft Starter
Softstarter sangat berbeda dengan starter lain. Alat ini mempergunakan thyristor sebagai komponen utamanya. Tegangan yang masuk ke motor akan diatur dimulai dengan sangat rendah sehingga arus dan torsi saat start juga rendah. Pada saat start ini tegangan yang masuk hanya cukup untuk menggerakkan beban dan akan menghilangkan kejutan pada beban. Secara perlahan tegangan dan torsi akan dinaikan sehingga motor akan mengalami percepatan kehingga tercapai kecepatan normal. Salah satu keuntungan mempergunakan alat ini adalah kemungkinan dilakukannya pengaturan torsi pada saat yang diperlukan, tidak terpengaruh ada atau tidaknya beban. 

Frequency Drive
Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD (Variable frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu penyearah tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan dari DC ke tegangan AC dengan frequency yang diinginkan. VSD memanfaatkan sifat motor sesuai dengan rumus sbb : 

RPM = (120.f)/p 
dimana:

RPM   : Kecepatan putar/ speed motor (RPM)
F        : Frequency (Hz)
P        : pole  

Jadi dengan mengatur frequency tegangan yang masuk, maka kecepatan motor akan dapat diatur pula. Demikian pula pada saat start, dimulai dengan frequency rendah sampai rated frequency nya hasilnya kecepatan motor akan mengalami percepatan yang lebih halus.

Prinsip Kerja AC

Tentang Cara Kerja Air Conditioner Sebenarnya, AC maupun kulkas menggunakan prinsip yang sama yaitu saat cairan menguap diperlukan adanya kalor. Dalam proses ‘menghilangkan’ panas, sistem AC juga menghilangkan uap air, guna meningkatkan tingkat kenyamanan orang selama berada di dalam ruangan tersebut. Filter (penyaring) tambahan digunakan untuk menghilangkan polutan dari udara. AC yang digunakan dalam sebuah gedung biasanya menggunakan AC sentral. Selain itu, jenis AC lainnya yang umum adalah AC ruangan yang terpasang di sebuah jendela. Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon[1], yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area. Sebuah penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas pada jendela luar. Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat[2] mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan. Gedung-gedung besar menggunakan unit pendingin di mana udara segar diambil kemudian bercampur dengan udara ruangan. Campuran ini disaring dan didinginkan saat melalui sebuah unit pendingin (cooling coils). Bila udara kering, uap air ditambah. Pada akhirnya, udara dingin masuk ke dalam gedung. Willis Carrier, penemu berkebangsaan Amerika, merancang sistem/mekanisme AC pada tahun 1911. Tak lama setelah itu, AC mulai digunakan bukan hanya di pabrik, tapi digunakan juga di dalam gedung, ruangan, bus, kereta api, dan mobil. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan lebih mendetail sehubungan dengan mekanisme AC. Sebelumnya, kita perlu mengenal bagian-bagian dari AC agar kita dapat memahami sistem kerja AC. Sistem kerja AC terdiri dari bagian yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tekanan supaya penguapan dan penyerapan panas dapat berlangsung. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian-bagian AC: Kompresor: Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor. Kondensor: Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi.Cairan lalu dialirkan ke orifice tube. Orifice Tube: di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi. Katup ekspansi: Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin Evaporator/pendingin: refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent. Jadi, sistem kerja AC dapat diuraikan sebagai berkut : Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser. Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan. Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator. Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun. Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser. Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan. Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi[3] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan. Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan. [1] Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom Fluorine. Lebih dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-11 (CCl3F) yang digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya digunakan sebagai bahan refrigerant. Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab lapisan Ozon Bumi menajdi lubang dan menyebabkan sinar UV masuk. Walaupun, hal tersebut belum terbukti sepenuhnya, produksi fluorocarbon mulai dikurangi. [2] Thermostat pada AC beroperasi dengan menggunakan lempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC aktif/jalan.

Air Conditioner

Air Conditioner ( AC )

Malam sudah begitu larut, mata ini sudah tidak bisa lagi di ajak kompromi, terasa sangat berat sekali jari-jari ini menari-nari di atas papan keyboard, Baiklah saya tidak akan panjang lebar mengenai rasa kantuk saya ini, lebih baik mari kita saling berbagi sedikit info mengenai bagia-bagian air conditioner( AC ), Sebenarnya saja sih di dalam unit air conditioner( AC ) itu. Nah ini dia Bagian-bagian dari Air Conditioner( AC ) adalah meliputi, Kompresor, Kondensor, Evapurator, Pengering, Pipa Kapiler Atau Ekspansi, Straeiner ( filter ). Nah nanti bagian-bagian dari unit AC akan kami jelaskan, Dan yang paling penting untuk Air Conditioner adalah perawatan berkala ( Rutin di bersihkan ), Ayo sekarang mari kita bahas tentang bagian-bagian dari Air Conditioner :


Kompresor

Merupakan bagian yang paling penting dari mesin pendingin, kompresor menekan bahan pendingin kesemua bagian dri system. Pada system refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan pada masing – masing bagian. Karena dengan adanya perbedaan antara sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah, maka bahan pendingin cair dapat melalui alat pengatur aliran ke evaporator. Fungsi kompresor sendiri adalah menghisap gas refrigerant dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah kemudian memampatkan gas tersebut menjadi gas yang bertekanan dan bertemperatur yang tinggi.


Kondensor

Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasibahan pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya keluar. Kondensor merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembunan. Refrigerant yang yang dipompakan dari kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor, kemudian mengalami pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.


Evaporator

Evaporator merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud menjadi gas dingin karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut mampu menyerap kondisi yang ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam evaporator akan mengalir menuju kompresor karena terkena tenaga hisapan.


Pengering

Pengering terdiri dari sebuah silinder yang beriai desikan. Desikan tersebut dibungkus dengan maksud untuk mempermudah saat penggantiannya. Fungsilain dari pembungkus desikan tersebut agar serbuk desikan yang halus tidak keluar dari pengering dan ikut larut bersama refrigerant. Sedangkan pengering sendiri berfungsi untuk menghilangkan uap air dari refrigerant.


Pipa kapiler atau ekspansi

Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin pendinginyang mempunyai diameterpaling kecil jika dibandingkan dengan pipa – pipa yang lainya. Pipa kapiler ini biasanya berukauran diameter 0,8 – 2,0 mm dengan panjang kurang lebih 1 meter. Permasalahan yang sering timbul pada pipa kapiler ini adalah karena kebocoran atau tersumbat. Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekananan mengatur cairan refrigerant yang mengalir di pipa kapiler. Sebelum gas mengalir ke pipa kapiler harus melalui alat yang disebut dried stainer atau saringan. Ekspansiberfungsi sama seperti pipa kapiler. Ekspansi disini sebagai pengontrol refrigerant yang mengalir dari pipa ke pipa lainya.

18 Oktober 2009

Motor Listrik Problem

Apa yang menyebabkan elektro motor terbakar, korslet, putus atau gnjebluk ??
Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terbakarnya sebuah elektro motor (selanjutnya disebut elmot), Overload, Single Phassing, Bearing Problem, Terkontaminasi, Rotor Problem, Usia Pakai dan lain lain. Beberapa symtom tersebut akan menimbulkan efek perubahan arus yang mengalir dan “PANAS” bila hal itu terjadi, seperti Overload dan Single Phassing. Panas ini akan berpengaruh langsung dengan insulasi motor yang mengakibatkan short dan terbakar.Panas juga juga berpengaruh dengan usia elmot. Jika sebuah elmot beroperasi 10 deg C diatas operating temperature, maka usia elmot akan berkurang 50%. Untuk menghindari problem tersebut digunakan elmot protection yang berupa fuse, thermal overload relay (TOR/OCR) yang banyak dipakai dan motor protection jenis lain. Single Phassing Single Phassing atau Phasseloss berarti salah satu dari 3 line supply terputus. Kondisi phaseloss merupakan keadaan terburuk dari unbalance voltage.Jika elmot beroperasi saat terjadi phaseloss, ia akan terus berusaha berputar dengan daya yang sama untuk memutar beban. Elmot akan terus berusaha memutar beban sampai motor terbakar atau starter TRIP !


Penyebab terjadinya phaseloss adalah sbb : 1. Loss kontak pada starter (MCCB/NFB, Contactor atau terminal). 2. Thermal Overload relay yang terputus salah satu fasanya. 3. Salah satu fuse terputus. Jika terjadi phaseloss maka, dua phase yang lain akan dialiri arus setidaknya 1.73X dari arus normal(silakan dihitung dengan persamaan star-delta). Misal untuk elmot dengan aplikasi ringan dibebani 70%, saat terjadi phaseloss arus akan naik menjadi 120% FLA. Misalkan setting overload pada 125% FLA maka “SAY GOOD BYE” pada elmot tersebut. Voltage Unbalance Jika tegangan diantara tiga phasa adalah sama, arus yang mengalir akan sama pula disetiap phasanya. NEMA standart merekomendasikan untuk elmot dan generator maksimum unbalance tegangan adalah 1%.Saat terjadi unbalance, arus elmot akan naik dan jika berjalan terus menerus elmot akan terbakar. Batasan 1% tersebut bisa diatasi dengan menurunkan beban elmot.


Jika beban elmot diturunkan maka toleransi unbalance tegangan bisa lebih longgar. * Saat Unbalance 1%, penurunan beban menjadi 98 % * Saat Unbalance 2%, penurunan beban menjadi 95 % * Saat Unbalance 3%, penurunan beban menjadi 88 % * Saat Unbalance 4%, penurunan beban menjadi 82 % * Saat Unbalance 5%, penurunan beban menjadi 75 % Unbalance tegangan bisa disebabkan beberapa hal berikut : 1. Beban Single Phase yang tidak seimbang di setiap phase. 2. Jaringan Delta terputus.3. Terjadi phaseloss di trafo. 4. Tap setting trafo yang tidak tepat. 5. Power Faktor Corecction tidak sama atau off-line. Adapun untuk mengetahui unbalance tegangan sebagai berikut: 1. Hitung tegangan rata -rata. Vtot = (Vr + Vs + Vt)/3 2. Cari selisih terbesar antara tegangan rata-rata dengan tegangan line. Vd = V – Vtot 3. Unbalance % = (Vd/Vtot) X 100% (Dicuplik dari Cooper Bussman)

Inverter




Aplikasi variable speed banyak diperlukan dalam industri. Jika sebelumnya banyak dipergunakan system mekanik, kemudian beralih ke motor slip/ pengereman maka saat ini banyak menggunakan semikonduktor. Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter menggunakan frekuensi tegangan masuk untuk mengatur speed motor. Seperti diketahui, pada kondisi ideal (tanpa slip)


RPM = 120 . f
                P

Dimana:

RPM : Speed Motor (RPM)

F : Frekuensi (Hz)

P : Kutup motor (pole)



Jadi dengan memainkan perubahan frekuensi tegangan yang masuk pada motor, speed akan berubah. Karena itu inverter disebut juga Variable Frequency Drive.




Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :

  • Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
  • Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT.
Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.

Untuk pemasangan inverter sebaiknya juga dipasang unit pengaman hubung singkat seperti Seconductor Fuse atau bisa juga Breaker. Ini seperti pada pemasangan softstarter hanya saja tanpa contactor bypass.



Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di board control dengan tombol external seperti push button atau switch. Masing masing option tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan sendiri sendiri.

Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan external potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset memori. Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.

Beberapa parameter yang umum dipergunakan/ minimal adalah sebagai berikut (istilah/nama parameter bisa berbeda untuk tiap merk) :

  •  Display            : Untuk mengatur parameter yang ditampilkan pada keypad display.
  •  Control            : Untuk menentukan jenis control local/ remote.
  •  Speed Control :  Untuk menentukan jenis control frekuensi reference
  •  Voltage           :  Tegangan Suply Inverter.
  •  Base Freq.      :  Frekuensi tegangan supply.
  •  Lower Freq.    :  Frekuensi operasi terendah.
  •  Upper Freq.    :  Frekuensi operasi tertinggi.
  •  Stop mode      :  Stop bisa dengan braking, penurunan frekuensi dan di lepas seperti starter DOL/ Y-D.
  •  Acceleration    :  Setting waktu Percepatan.
  • Deceleration    :  Setting waktu Perlambatan.
  • Overload         :  Setting pembatasan arus.
  • Lock               :  Penguncian setting program.

Jika beban motor memiliki inertia yang tinggi maka perlu diperhatikan beberapa hal dalam acceleration dan deceleration. Untuk acceleration/ percepatan akan memerlukan torsi yang lebih, terutama pada saat start dari kondisi diam.

Pada saat deceleration/ perlambatan, energi inertia beban harus didisipasi/ dibuang. Untuk perlambatan dalam waktu singkat atau pengereman, maka energi akan dikembalikan ke sumbernya. Motor dengan beban yang berat pada saat dilakukan pengereman akan berubah sifat menjadi “generator”. Jadi energi yang kembali ini akan masuk ke dalam DC Bus Inverter dan terakumulasi di sana karena terhalang oleh rectifier. Sebagai pengamanan, inverter akan trip jika level tegangan DC Bus melebihi batas yang ditoleransi.

Untuk mengatasi tripnya inverter dalam kondisi ini diperlukan resistor brake. Resistor brake akan membuang tegangan yang lebih dalam bentuk panas. Besar kecilnya resistor brake ini sangat tergantung dengan beban dan siklus kerja inverter.