Pengaturan Pemakaian Tenaga Listrik
Pengaturan pemakaian energi listrik pada dasarnya adalah suatu kegiatan masyarakat pelanggan listrik untuk mengubah perilaku agar menggunakan tenaga listrik secara efisien, baik besaran maupun waktunya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pelanggan itu sendiri, perusahaan listrik, maupun masyarakat pengguna tenaga listrik pada umumnya.
Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik bagi perusahaan listrik adalah :
1. Dapat mengurangi biaya bahan bakar, biaya operasi dan biaya pemeliharaan.
2. Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik dan jaringan listrik dalam rangka memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik.
3. Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan tenaga listrik, karena kapasitas yang mampu melayani permintaan tenaga listrik dapat dihemat.
Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik bagi pengguna tenaga listrik adalah :
1. Dapat menghindari pemadaman bergilir yang dikarenakan ketidakmampuan pusat listrik untuk
mensuplai tenaga listrik sesuai permintaan. Hal ini terjadi pada saat permintaan tenaga listrik secara bersamaan pada waktu tertentu yang sering disebut sebagai waktu beban puncak.
2. Dapat menghemat sumber daya alam, dimana bahan bakar yang diproduksi dari alam dan tidak dapat diperbaharui dapat dihemat.
3. Dapat memberikan kesempatan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat yang belum menikmati tenaga listrik. Sebab dengan pengurangan pemakaian tenaga listrik, berarti ada sisa
Metode Pengaturan Pemakaian Tenaga Listrik
A. Efisiensi penerangan
1. Gunakan lampu hemat energi
2. Menghidupkan lampu hanya pada saat diperlukan saja
3. Mewarnai dinding, lantai dan langit-langit dengan warna terang, sehinga tidak membutuhkan penerangan yang berlebihan.
4. Memasang lampu penerangan dalam jarak yang tepat dengan obyek yang akan diterangi.
5. Mengatur perlengkapan rumah agar tidak menghalangi penerangan.
B. Lemari pendingin
1. Memilih lemari es dengan ukuran/kapasitas yang sesuai.
2. Membuka pintu lemari es seperlunya, dan pada kondisi tertentu dijaga agar dapat tertutup rapat.
3. Mengisi lemari es secukupnya (tidak melebihi kapasitas).
4. Menempatkan lemari es jauh dari sumber panas, seperti sinar matahari, kompor.
5. Meletakkan lemari es minimal 15 cm dari dinding/tembok rumah.
6. Tidak memasukkan makanan/minuman yang masih panas ke dalam lemari es.
7. Membersihkan kondensor (terletak di belakang lemari es) secara teratur dari debu dan kotoran, agar proses pelepasan panas berjalan baik.
8. Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan karena semakin rendah/dingin temperatur, semakin banyak konsumsi energi listrik.
9. Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama.
C. Pengatur suhu udara (AC)
1. Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan.
2. Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan.
3. Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin.
4. Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan agar udara panas dari luar tidak masuk.
5. Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari lansung agar efek pendingin tidak berkurang.
6. Membersihkan saringan (filter) udara dengan teratur.
D. Motor-motor
1. Memilih motor sesuai dengan kegunaan dan kapasitas.
2. Menentukan seting tegangan yang tidak berlebihan. Untuk motor dengan range tegangan 380 V sampai dengan 400 V, sebaiknya di set pada tegangan 380 ~ 385 V.
3. Memilih motor-motor yang mampu mengontrol penyerapan daya listrik sesuai dengan beban.
Motor elevator dengan muatan 9 orang, dipilih yang mampu menyerap daya kurang dari spesifikasi maksimum apabila penumpang kurang dari 9 orang.
4. Melakukan pemeriksaan terjadwal agar motor berfungsi sesuai dengan spesifikasinya.
E. Pemakaian tenaga listrik pada beban puncak
Penyerapan daya listrik, kalau memungkinkan disebar pada luar waktu beban puncak, sehingga mengurangi pengoperasian pembangkit yang tidak efisien.
F. Audit energi
Menghitung besarnya konsumsi energi listrik pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya.
G. Konstruksi bangunan yang efisien
Dalam rekayasa bangunan gedung diupayakan semaksimal mungkin agar ef isiensi penerangan, efisiensi pengaturan suhu udara, pengaturan instalasi listrik, dapat dimaksimalkan. Motor-motor produksi sedapat mungkin dekat dengan pusat listrik (transformator).
Pengaturan pemakaian energi listrik pada dasarnya adalah suatu kegiatan masyarakat pelanggan listrik untuk mengubah perilaku agar menggunakan tenaga listrik secara efisien, baik besaran maupun waktunya, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pelanggan itu sendiri, perusahaan listrik, maupun masyarakat pengguna tenaga listrik pada umumnya.
Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik bagi perusahaan listrik adalah :
1. Dapat mengurangi biaya bahan bakar, biaya operasi dan biaya pemeliharaan.
2. Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik dan jaringan listrik dalam rangka memenuhi pertumbuhan permintaan tenaga listrik.
3. Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan tenaga listrik, karena kapasitas yang mampu melayani permintaan tenaga listrik dapat dihemat.
Manfaat pengaturan pemakaian energi listrik bagi pengguna tenaga listrik adalah :
1. Dapat menghindari pemadaman bergilir yang dikarenakan ketidakmampuan pusat listrik untuk
mensuplai tenaga listrik sesuai permintaan. Hal ini terjadi pada saat permintaan tenaga listrik secara bersamaan pada waktu tertentu yang sering disebut sebagai waktu beban puncak.
2. Dapat menghemat sumber daya alam, dimana bahan bakar yang diproduksi dari alam dan tidak dapat diperbaharui dapat dihemat.
3. Dapat memberikan kesempatan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat yang belum menikmati tenaga listrik. Sebab dengan pengurangan pemakaian tenaga listrik, berarti ada sisa
Metode Pengaturan Pemakaian Tenaga Listrik
A. Efisiensi penerangan
1. Gunakan lampu hemat energi
2. Menghidupkan lampu hanya pada saat diperlukan saja
3. Mewarnai dinding, lantai dan langit-langit dengan warna terang, sehinga tidak membutuhkan penerangan yang berlebihan.
4. Memasang lampu penerangan dalam jarak yang tepat dengan obyek yang akan diterangi.
5. Mengatur perlengkapan rumah agar tidak menghalangi penerangan.
B. Lemari pendingin
1. Memilih lemari es dengan ukuran/kapasitas yang sesuai.
2. Membuka pintu lemari es seperlunya, dan pada kondisi tertentu dijaga agar dapat tertutup rapat.
3. Mengisi lemari es secukupnya (tidak melebihi kapasitas).
4. Menempatkan lemari es jauh dari sumber panas, seperti sinar matahari, kompor.
5. Meletakkan lemari es minimal 15 cm dari dinding/tembok rumah.
6. Tidak memasukkan makanan/minuman yang masih panas ke dalam lemari es.
7. Membersihkan kondensor (terletak di belakang lemari es) secara teratur dari debu dan kotoran, agar proses pelepasan panas berjalan baik.
8. Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan karena semakin rendah/dingin temperatur, semakin banyak konsumsi energi listrik.
9. Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama.
C. Pengatur suhu udara (AC)
1. Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan.
2. Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan.
3. Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin.
4. Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan agar udara panas dari luar tidak masuk.
5. Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari lansung agar efek pendingin tidak berkurang.
6. Membersihkan saringan (filter) udara dengan teratur.
D. Motor-motor
1. Memilih motor sesuai dengan kegunaan dan kapasitas.
2. Menentukan seting tegangan yang tidak berlebihan. Untuk motor dengan range tegangan 380 V sampai dengan 400 V, sebaiknya di set pada tegangan 380 ~ 385 V.
3. Memilih motor-motor yang mampu mengontrol penyerapan daya listrik sesuai dengan beban.
Motor elevator dengan muatan 9 orang, dipilih yang mampu menyerap daya kurang dari spesifikasi maksimum apabila penumpang kurang dari 9 orang.
4. Melakukan pemeriksaan terjadwal agar motor berfungsi sesuai dengan spesifikasinya.
E. Pemakaian tenaga listrik pada beban puncak
Penyerapan daya listrik, kalau memungkinkan disebar pada luar waktu beban puncak, sehingga mengurangi pengoperasian pembangkit yang tidak efisien.
F. Audit energi
Menghitung besarnya konsumsi energi listrik pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya.
G. Konstruksi bangunan yang efisien
Dalam rekayasa bangunan gedung diupayakan semaksimal mungkin agar ef isiensi penerangan, efisiensi pengaturan suhu udara, pengaturan instalasi listrik, dapat dimaksimalkan. Motor-motor produksi sedapat mungkin dekat dengan pusat listrik (transformator).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar